Ternyata ASI Punya Jam Alami, Waktu Penyimpanan Bisa Pengaruhi Tidur dan Imunitas Bayi

08 September 2025 13:28
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian dari Rutgers University di Amerika Serikat menemukan bahwa hormon seperti melatonin dan kortisol dalam ASI mengalami fluktuasi sepanjang hari. Melatonin lebih tinggi pada malam hari, sedangkan kortisol mencapai puncaknya di pagi hari.

Sahabat.com - Sahabat, semua orang tahu bahwa ASI adalah makanan super pertama bagi bayi karena kaya vitamin, mineral, hormon, serta protein yang mendukung tumbuh kembang dan sistem imun. 

Namun penelitian terbaru menemukan hal menarik: kandungan ASI ternyata berubah-ubah sesuai waktu siang dan malam, dan hal ini bisa berpengaruh pada ritme sirkadian bayi atau jam biologis tubuh mereka.

Penelitian dari Rutgers University di Amerika Serikat menemukan bahwa hormon seperti melatonin dan kortisol dalam ASI mengalami fluktuasi sepanjang hari. Melatonin lebih tinggi pada malam hari, sedangkan kortisol mencapai puncaknya di pagi hari. 

“Kami melihat perbedaan konsentrasi komponen bioaktif berdasarkan waktu pengambilan, yang menegaskan bahwa ASI adalah makanan dinamis. Waktu pemberian ASI perah sebaiknya mempertimbangkan jam pengeluarannya,” jelas Dr. Melissa Woortman, penulis utama studi ini.

Profesor Maria Gloria Dominguez-Bello yang juga terlibat dalam penelitian menambahkan bahwa sinyal alami dari ASI sangat penting terutama di awal kehidupan bayi ketika jam biologis mereka masih berkembang. 

Dengan kata lain, ASI malam mengandung sinyal tidur, sedangkan ASI pagi memberi dorongan metabolisme dan kesiapan tubuh.

Peneliti mengambil sampel ASI dari 38 ibu pada jam berbeda: 6 pagi, 12 siang, 6 sore, dan 12 malam, lalu menganalisis kandungan melatonin, kortisol, oksitosin, imunoglobulin A, dan laktoferin. 

Hasilnya, selain hormon tidur dan stres yang berubah mengikuti waktu, komponen lain seperti protein pelindung usus relatif stabil. Menariknya, kadar kortisol, IgA, dan laktoferin lebih tinggi ketika bayi masih berusia di bawah satu bulan, memberi perlindungan ekstra untuk usus dan sistem imun mereka.

Woortman menegaskan bahwa langkah sederhana seperti memberi label pada ASI perah—misalnya “pagi”, “siang”, atau “malam”—dan memberikan sesuai waktunya bisa membantu bayi tetap mendapat manfaat alami ASI. 

“Menyelaraskan waktu perah dengan waktu pemberian adalah cara praktis agar manfaat hormon dan sinyal alami dalam ASI tetap terjaga,” ujarnya.

Sahabat, penelitian ini memang masih perlu diperluas, tapi satu hal sudah jelas: ASI bukan sekadar nutrisi, melainkan juga bahasa biologis yang membantu bayi menyesuaikan diri dengan dunia sejak hari pertama mereka lahir.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment