Ternyata Botol Kaca Punya Mikroplastik Lebih Banyak dari Plastik, Bahayanya Bikin Merinding!

11 Agustus 2025 18:58
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Studi yang dipublikasikan di Journal of Food Composition and Analysis mengungkap bahwa minuman dalam botol kaca mengandung mikroplastik jauh lebih banyak dibanding botol plastik atau kaleng. Penyebab utamanya diduga berasal dari tutup botol yang dicat.

Sahabat.com - Banyak orang memilih minuman dalam botol kaca karena dianggap lebih aman dan bebas plastik. Tapi hasil penelitian terbaru justru bikin kaget. 

Studi yang dipublikasikan di Journal of Food Composition and Analysis mengungkap bahwa minuman dalam botol kaca mengandung mikroplastik jauh lebih banyak dibanding botol plastik atau kaleng. Penyebab utamanya diduga berasal dari tutup botol yang dicat.

Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran sangat kecil, kurang dari 5 milimeter, yang bisa ditemukan di laut, tanah, udara, bahkan makanan dan minuman kita. 

Menurut Nicole Sparks, PhD, asisten profesor kesehatan lingkungan di UC Irvine, penelitian ini mematahkan anggapan umum bahwa kemasan kaca otomatis lebih aman. 

“Komponen seperti tutup botol bisa menjadi sumber utama paparan mikroplastik,” jelasnya.

Peneliti dari Prancis menguji berbagai minuman seperti air mineral, soda, teh kemasan, lemonade, bir, dan anggur. 

Semua sampel mengandung mikroplastik, tapi jumlahnya berbeda tergantung kemasannya. Minuman bersoda, teh kemasan, lemonade, dan bir dalam botol kaca punya mikroplastik hingga 50 kali lebih banyak dibanding kemasan plastik atau kaleng. 

Air mineral dalam botol kaca memang sedikit lebih tinggi kadar mikroplastiknya, tapi masih yang paling rendah dibanding minuman lain.

Iseline Chaïb, peneliti dari Badan Keamanan Pangan, Lingkungan, dan Kesehatan Kerja Prancis, mengaku terkejut. 

“Kami justru menduga hasilnya sebaliknya,” katanya. 

Analisis mereka menemukan bahwa cat pada tutup botol kaca melepaskan partikel plastik selama proses produksi, penyimpanan, atau saat disegel. Setelah tutup dibersihkan, jumlah mikroplastik turun drastis dari 287 partikel per liter menjadi 87 partikel per liter.

Mikroplastik sudah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia—mulai dari darah, ASI, saluran pencernaan, hingga jaringan paru-paru. Sparks menjelaskan, partikel ini dapat mengganggu metabolisme, reproduksi, perkembangan, dan memicu peradangan, stres oksidatif, serta gangguan mikrobioma usus. 

Dampaknya bisa menumpuk seiring waktu dan meningkatkan risiko penyakit kronis, tergantung ukuran, bentuk, dan komposisi kimianya.

Rene Caballero, PhD, pakar toksikologi dari NSF, menambahkan bahwa menghindari mikroplastik sepenuhnya hampir mustahil karena semua jenis kemasan berisiko.

“Tidak ada wadah yang benar-benar bebas risiko,” ujarnya. 

Namun, ada cara mengurangi paparan, seperti menyimpan minuman di gelas kaca, stainless steel, atau bambu di rumah, menghindari memanaskan plastik di microwave, dan tidak mencucinya di dishwasher.

Amelia Meyer, MSc, peneliti di Stanford Medicine, mengatakan temuan ini seharusnya jadi peringatan bagi produsen untuk mengevaluasi kembali proses pengemasan. 

“Tingkat mikroplastik yang tinggi pada minuman dalam botol kaca menunjukkan bahwa kaca dengan tutup bercat bukanlah alternatif aman bagi plastik,” tegasnya. 

Jadi, sahabat, pilihan terbaik adalah mengurangi konsumsi minuman kemasan dan lebih banyak mengandalkan minuman segar tanpa proses pabrik yang panjang.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment