Ternyata Pilek Biasa Bisa Jadi Tameng Tubuh Lawan COVID-19, Ini Penjelasannya!

26 Agustus 2025 17:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan ini membuka wawasan baru tentang mengapa anak-anak lebih jarang mengalami gejala parah dibanding orang dewasa, serta bisa menjadi pintu masuk untuk strategi baru mengurangi risiko penyakit pernapasan.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan tim peneliti dari National Jewish Health menemukan fakta mengejutkan bahwa infeksi pilek biasa—yang umumnya disebabkan oleh rhinovirus—ternyata bisa memberikan perlindungan sementara terhadap infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. 

Temuan ini membuka wawasan baru tentang mengapa anak-anak lebih jarang mengalami gejala parah dibanding orang dewasa, serta bisa menjadi pintu masuk untuk strategi baru mengurangi risiko penyakit pernapasan.

Riset yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Diseases ini menganalisis data lebih dari 4.100 orang dari 1.394 rumah tangga di Amerika Serikat yang dipantau sejak Mei 2020 hingga Februari 2021. 

Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang baru saja terkena pilek, terutama anak-anak, memiliki kemungkinan jauh lebih kecil tertular COVID-19 dalam beberapa minggu setelahnya. 

Hal ini diduga terjadi karena respons antivirus tubuh. Rhinovirus mampu memicu reaksi interferon yang kuat di saluran pernapasan, sehingga sistem imun menjadi lebih siap melawan virus lain yang masuk.

Menurut Max Seibold, PhD, penulis senior penelitian sekaligus Direktur Program Regenerative Medicine and Genome Editing di National Jewish Health, “Temuan kami menunjukkan bahwa dorongan sistem imun dari pilek biasa bisa memberikan keuntungan awal dalam melawan SARS-CoV-2 sebelum virus itu berkembang lebih jauh. Ini mungkin menjelaskan kenapa anak-anak, yang lebih sering terkena pilek, biasanya mengalami COVID-19 yang lebih ringan.”

Tim peneliti menggunakan ribuan sampel swab hidung dari berbagai kelompok usia untuk menguji keberadaan SARS-CoV-2 maupun virus pernapasan lain, termasuk rhinovirus. 

Analisis juga dilakukan terhadap ekspresi gen di saluran pernapasan, dan ditemukan bahwa anak-anak memiliki kadar ekspresi gen terkait interferon lebih tinggi dibanding orang dewasa. 
Protein ini dikenal sebagai garis pertahanan pertama tubuh melawan virus.

Fenomena ini disebut heterologous viral interference dan sudah pernah diamati pada virus pernapasan lain. Namun, penelitian ini menjadi yang pertama menunjukkan bahwa efek serupa juga bisa terjadi pada SARS-CoV-2.

Meski begitu, para peneliti menekankan bahwa ini bukan berarti orang harus sengaja terkena pilek. 

Camille Moore, PhD, penulis utama studi tersebut menegaskan, “Memahami bagaimana satu virus dapat memengaruhi respons tubuh terhadap virus lain bisa membantu kita mengembangkan strategi pencegahan baru, terutama bagi kelompok rentan.”

Penelitian ini juga melanjutkan temuan sebelumnya dari studi HEROS yang menunjukkan bahwa anak-anak enam kali lebih kecil kemungkinannya mengalami COVID-19 dengan gejala dibanding orang dewasa. 

Data terbaru menyoroti peran penting perbedaan imunologis berdasarkan usia dan paparan virus sebelumnya dalam memberikan perlindungan alami.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment