Ternyata Tubuh Sendiri Bisa “Melubangi” Jantung Setelah Serangan Jantung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

07 Oktober 2025 11:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam studi yang baru diterbitkan di jurnal Science, para ilmuwan menemukan bahwa ada protein dari sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang sel-sel jantung dan memicu irama jantung berbahaya.

Sahabat.com - Penelitian terbaru dari Massachusetts General Hospital (MGH) berhasil mengungkap fakta mencengangkan: tubuh kita sendiri ternyata bisa memperburuk kondisi jantung setelah serangan jantung. 

Dalam studi yang baru diterbitkan di jurnal Science, para ilmuwan menemukan bahwa ada protein dari sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang sel-sel jantung dan memicu irama jantung berbahaya.

Protein ini bernama Resistin-like molecule gamma atau disingkat RELMy. Ia diproduksi oleh sel darah putih bernama neutrofil, yang biasanya berfungsi melawan infeksi. Namun, dalam kasus serangan jantung, protein ini malah “melubangi” membran sel otot jantung dan menyebabkan gangguan irama jantung yang bisa berujung fatal.

Menurut peneliti utama Dr. Nina Kumowski, “Kami menemukan bahwa protein pertahanan tubuh RELMy sebenarnya bisa menjadi musuh dalam selimut. Ia merusak sel jantung dan menyebabkan irama jantung menjadi cepat dan tidak teratur setelah serangan jantung.”

Penelitian ini juga melibatkan Dr. Matthias Nahrendorf, yang menjelaskan bahwa neutrofil dalam jumlah besar akan masuk ke area jaringan jantung yang rusak setelah serangan jantung. Di sana, mereka meningkatkan produksi gen Retnlg yang menghasilkan protein RELMy. Dalam percobaan pada tikus, ketika gen ini dihapus, kejadian gangguan irama jantung menurun hingga 12 kali lipat.

Temuan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana sistem imun bisa memengaruhi risiko kematian mendadak akibat gangguan irama jantung seperti ventricular tachycardia (VT) dan ventricular fibrillation (VF) — dua kondisi yang bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak dalam hitungan menit.

Dr. Nahrendorf menegaskan, “Penemuan ini memberi harapan untuk terapi baru yang tidak hanya memulihkan aliran darah ke jantung setelah serangan, tetapi juga menargetkan respons imun agar tidak memperburuk kerusakan.”

Ke depan, para ilmuwan berencana mencari cara untuk menetralkan protein berbahaya ini, dimulai dengan uji coba pada hewan sebelum diterapkan pada manusia. Jika berhasil, pendekatan ini bisa menjadi langkah penting dalam mencegah kematian mendadak dan memperbaiki pemulihan pasien setelah serangan jantung.

Penelitian ini juga didukung oleh berbagai lembaga besar seperti National Institutes of Health (NIH), British Heart Foundation, dan Leducq Foundation. Para ilmuwan berharap, temuan tentang RELMy ini bukan hanya berdampak pada penanganan serangan jantung, tetapi juga penyakit lain yang melibatkan aktivasi sel kekebalan tubuh berlebihan.

Temuan ini menjadi pengingat bahwa tubuh kita kadang bisa menjadi sumber kerusakan itu sendiri. Dengan memahami mekanismenya, para ilmuwan semakin dekat menemukan cara untuk melindungi jantung dari “serangan dari dalam.”

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment