Terungkap! Ilmuwan Temukan Sel Otak yang Jadi Pemicu Depresi

23 September 2025 17:14
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Genetics, para ilmuwan menganalisis jaringan otak langka dari bank otak Douglas-Bell Canada. Dengan metode genomik sel tunggal, mereka meneliti RNA dan DNA dari ribuan sel otak.

Sahabat.com - Sebuah terobosan besar datang dari tim peneliti McGill University dan Douglas Institute yang berhasil mengidentifikasi jenis sel otak tertentu yang mengalami perubahan pada penderita depresi. 

Penemuan ini membuka jalan baru bagi terapi yang lebih tepat sasaran sekaligus memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dasar biologis dari gangguan mental yang memengaruhi lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Genetics, para ilmuwan menganalisis jaringan otak langka dari bank otak Douglas-Bell Canada. Dengan metode genomik sel tunggal, mereka meneliti RNA dan DNA dari ribuan sel otak. 

Hasilnya menunjukkan bahwa ada dua tipe sel otak yang paling terdampak pada penderita depresi: neuron eksitatori yang berperan dalam mengatur suasana hati dan stres, serta subtipe sel mikroglia yang berfungsi mengendalikan peradangan. 

Pada kedua sel ini, banyak gen bekerja secara berbeda dibandingkan orang tanpa depresi.

Dr. Gustavo Turecki, penulis senior studi sekaligus profesor di McGill, menjelaskan, “Ini adalah pertama kalinya kami bisa mengidentifikasi jenis sel otak tertentu yang terpengaruh depresi dengan memetakan aktivitas gen bersama mekanisme pengatur DNA. Penemuan ini memberi gambaran lebih jelas tentang di mana gangguan itu terjadi dan sel mana yang terlibat.”

Penelitian ini juga menegaskan bahwa depresi bukan sekadar persoalan emosional, melainkan berkaitan langsung dengan perubahan nyata dan terukur di dalam otak. 

“Riset ini memperkuat apa yang telah lama dikatakan ilmu saraf: depresi mencerminkan perubahan biologis di otak, bukan hanya kondisi perasaan,” tambah Dr. Turecki.

Langkah selanjutnya, para peneliti akan mempelajari bagaimana perubahan seluler ini memengaruhi fungsi otak secara keseluruhan dan apakah terapi baru bisa diarahkan langsung pada sel-sel yang teridentifikasi. Dengan begitu, di masa depan penderita depresi mungkin bisa mendapatkan pengobatan yang lebih efektif dan personal.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment