Sahabat.com - Tes darah cepat yang mendeteksi kadar protein GFAP berpotensi meningkatkan penanganan pasien stroke terkait pendarahan otak, menurut hasil sebuah penelitian terbaru. Tes ini dapat mempercepat perawatan darurat bahkan sebelum pasien mencapai rumah sakit, yang diharapkan dapat mengurangi kerusakan otak akibat stroke.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Love-Preet Kalra, residen neurologi di RKH Hospital Klinikum Ludwigsburg, Jerman, menemukan bahwa kadar protein asam fibrilar glial (GFAP) dalam darah pasien stroke pendarahan otak hampir tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami stroke akibat bekuan darah. GFAP adalah protein yang dilepaskan ke dalam darah ketika sel-sel otak rusak, dan saat ini sudah digunakan untuk menilai cedera otak traumatis.
Temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Stroke Association (ASA) di Los Angeles. Dr. Kalra menjelaskan pentingnya membedakan jenis stroke ini karena keduanya memerlukan perawatan yang sangat berbeda. Stroke iskemik (akibat bekuan darah) membutuhkan obat penghancur gumpalan darah, sedangkan stroke pendarahan otak memerlukan penurunan tekanan darah yang tinggi dan pemberian obat untuk membalikkan efek obat pengencer darah.
Selama ini, pemindaian pencitraan otak menjadi cara utama untuk membedakan kedua jenis stroke tersebut. Namun, pemindaian ini sering kali tertunda, sementara sel-sel otak terus rusak. Oleh karena itu, peneliti berharap tes darah GFAP yang dilakukan dalam perjalanan menuju rumah sakit dapat membantu mempercepat diagnosis dan perawatan.
Penelitian ini melibatkan 353 pasien yang mengalami gejala stroke dalam waktu enam jam. Tes darah dilakukan selama transportasi darurat dan menunjukkan hasil yang signifikan, dengan kadar GFAP yang lebih tinggi pada pasien stroke pendarahan dibandingkan dengan stroke iskemik.
Jika hasil ini dapat dikonfirmasi dalam studi lebih besar, tes darah ini berpotensi merevolusi pengobatan stroke. Kalra menambahkan bahwa pengobatan untuk stroke pendarahan dapat dimulai di luar rumah sakit, bahkan sebelum pasien tiba di fasilitas medis, yang akan membawa perubahan besar dalam praktik klinis.
Namun, Dr. Louise McCullough, relawan dari American Heart Association, menyarankan agar hasil penelitian ini divalidasi lebih lanjut. Ia juga menekankan perlunya pengujian GFAP tersedia sebagai tes "titik perawatan" di lapangan, karena saat ini kebanyakan ambulans dan layanan medis darurat belum memiliki akses ke tes darah ini.
0 Komentar
Terobosan Terapi Gen untuk Menurunkan Kolesterol Secara Permanen dalam Sekali Pengobatan
Pedoman Baru Mengimbau Waspada dalam Penggunaan Ketamin untuk Pengobatan Kesehatan Mental
Risiko Kesehatan Mengancam Saat Mengunjungi Salon Rambut
Penelitian Ungkap Cara Mengejutkan Agar Balita Suka Sayuran
Gejala Alergi Makanan pada Anak, Pentingnya Kesadaran di Sekolah
Generasi Tua Lebih Bahagia Pasca Covid, Menurut Penelitian
Penemuan Protein yang Mencegah Penumpukan Lemak dalam Sel
Leave a comment