Tes Darah Prenatal untuk Ibu Hamil Temukan Kanker Tersembunyi

06 Desember 2024 14:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Lebih dari separuh (56%) wanita yang didiagnosis kanker tidak menunjukkan gejala penyakitnya, sementara seperempat lainnya mengalami gejala yang dianggap sebagai bagian dari kehamilan mereka.

Sahabat.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa tes darah prenatal yang biasanya digunakan untuk memeriksa kelainan pada janin juga dapat mendeteksi kanker yang tidak terdeteksi pada ibu hamil. 

Penelitian yang diterbitkan pada 4 Desember di New England Journal of Medicine ini menunjukkan bahwa hampir setengah (48%) dari ibu hamil yang memiliki hasil tes darah abnormal, yang dikenal sebagai tes DNA bebas sel prenatal, ternyata mengidap kanker. 

Jenis kanker yang ditemukan meliputi kanker kolorektal, payudara, paru-paru, ginjal, kelenjar getah bening, saluran empedu, dan pankreas. 

Dr. Diana Bianchi, peneliti utama sekaligus Direktur Institut Nasional Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia, mengatakan, “Mereka tampak seperti wanita muda yang sehat dan melaporkan diri mereka dalam kondisi sehat,” seperti dilansir oleh Associated Press.

Tes darah prenatal, yang digunakan untuk memeriksa masalah kesehatan pada ibu atau janin, menganalisis fragmen DNA yang dilepaskan ke dalam aliran darah oleh plasenta. Tes ini dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi atau mendeteksi kromosom tambahan yang berhubungan dengan kelainan seperti sindrom Down. Namun, tes ini juga dapat mendeteksi fragmen DNA yang bocor dari kanker yang belum terdeteksi pada ibu, ujar para peneliti.

Dalam studi ini, 107 ibu hamil menjalani skrining kanker menggunakan pemindaian MRI tubuh penuh, tes diagnostik standar, dan tes DNA bebas sel. Dari jumlah tersebut, 52 wanita didiagnosis mengidap kanker, dengan kanker kelenjar getah bening menjadi yang paling umum—terjadi pada 31 wanita.

Lebih dari separuh (56%) wanita yang didiagnosis kanker tidak menunjukkan gejala penyakitnya, sementara seperempat lainnya mengalami gejala yang dianggap sebagai bagian dari kehamilan mereka. Sebagai contoh, nyeri perut yang disebabkan oleh kanker pankreas sempat didiagnosis sebagai refluks asam.

Pemindaian MRI tubuh penuh terbukti paling efektif dalam mendeteksi kanker, diikuti oleh tes DNA bebas sel. Sementara itu, teknik diagnostik standar seperti pemeriksaan fisik dan riwayat medis dianggap paling tidak berguna.

Peneliti mengingatkan bahwa sekitar 1 dari setiap 10.000 wanita yang menjalani tes DNA bebas sel setiap tahun akan mendapatkan hasil abnormal yang sulit ditafsirkan oleh dokter. Wanita-wanita ini, mungkin hanya sekitar 250 orang per tahun di Amerika Serikat, berisiko terkena kanker.

“Wanita-wanita ini dan penyedia layanan kesehatan mereka harus memandang hasil tes ini dengan serius dan melakukan tes lanjutan karena pada populasi ini ada risiko kanker sebesar 48%,” tambah Dr. Bianchi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment