Sahabat.com - Hidup di daerah rawan badai dan banjir ternyata bisa berdampak serius bagi kesehatan lansia.
Studi baru mengungkapkan bahwa lansia yang tetap tinggal di wilayah terdampak banjir setelah Badai Sandy mengalami peningkatan risiko kematian hingga 9 persen dalam lima tahun setelah bencana.
Fenomena ini diamati oleh tim peneliti dari AS yang menganalisis data hampir 300 ribu orang berusia 65 tahun ke atas yang tercakup dalam program asuransi kesehatan federal Medicare. Mereka tinggal di wilayah New York, New Jersey, Connecticut, dan New York City—area yang paling terdampak saat Badai Sandy menghantam pada tahun 2012.
Menurut Dr. Arnab Ghosh, penulis utama studi dari Cornell University, paparan banjir akibat badai berdampak signifikan terhadap kesehatan jangka panjang lansia.
“Kami menunjukkan bahwa area yang terdampak banjir setelah Badai Sandy memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari semua penyebab,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tinggal di daerah banjir meningkatkan risiko kematian hingga 9 persen dalam lima tahun ke depan.
Penelitian ini menjadi penting karena lansia cenderung memiliki kondisi kesehatan yang lebih rentan, seperti penyakit kronis, keterbatasan fisik, hingga penurunan fungsi kognitif. Dalam situasi pascabencana, mereka juga lebih membutuhkan bantuan ekstra. Dan dengan bertambahnya populasi lansia secara global, risiko ini semakin relevan untuk diperhatikan.
Menariknya, peningkatan risiko kematian tidak merata di seluruh wilayah. Di Connecticut, misalnya, risiko naik hingga 19 persen, sementara di New York City sebesar 8 persen. Meski kedua wilayah ini memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda—Connecticut lebih didominasi oleh rumah tangga berpenghasilan tinggi—keduanya sama-sama menunjukkan dampak signifikan.
Dr. Ghosh menjelaskan, "Kami terkejut melihat bahwa dua wilayah dengan latar belakang sosial ekonomi berbeda sama-sama mengalami peningkatan risiko kematian. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi tiap wilayah."
Namun, di negara bagian New Jersey dan sebagian New York lainnya, peningkatan risiko kematian tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan daerah, kesiapsiagaan infrastruktur, dan respons bencana sangat berperan dalam menentukan dampak jangka panjang dari peristiwa ekstrem seperti badai dan banjir.
Meski studi ini tidak membahas risiko kematian secara individu, hasilnya menunjukkan pentingnya memahami risiko secara populasi. Ketika bencana terus berulang di wilayah yang sama, pemahaman tentang bagaimana kelompok rentan seperti lansia terdampak bisa menjadi dasar kebijakan mitigasi yang lebih tepat sasaran.
“Kajian kami menjelaskan mengapa penting untuk mempertimbangkan dampak kesehatan jangka panjang dari bencana seperti banjir, terutama bagi populasi yang lebih rentan,” tutup Dr. Ghosh.
0 Komentar
Wanita Lebih Pintar Pilih Makanan, Pria Lebih Aktif: Fakta Mengejutkan Pola Hidup ala Mediterania
Waspada! Demam Tifus Bawaan Kutu Mulai Merebak, Ancaman Diam-diam untuk Anda dan Hewan Peliharaan
Olahraga Ringan Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Kematian Dini pada Penderita Diabetes
Terlalu Lama Main Gadget Bisa Picu Risiko Jantung pada Anak, Tidur Cukup Jadi Penyelamat
Diet Lebih Penting dari Olahraga untuk Turunkan Berat Badan, Kata Penelitian Terbaru
Leave a comment