Sahabat.com - Naik angkutan umum bagi anak-anak, khususnya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, merupakan sesuatu yang cukup dikhawatirkan para orangtua.
Beberapa orangtua beranggapan naik angkutan umum akan membuat anak-anak mereka tidak nyaman, keselamatannya terancam, dan hal negatif lainnya.
Namun seiring perkembangan moda angkutan umum, saat ini sudah banyak pelajar yang memanfaatkan angkutan umum seperti TransJakarta, LRT, MRT bahkan KRL.
Majunya perkembangan angkutan umum massal khususnya di ibukota, membuat sebagian orangtua sudah mulai mau mengajarkan anak-anaknya untuk naik angkutan umum.
Hal itu juga untuk menghindari anak-anak menggunakan kendaraan pribadi, seperti sepeda motor, lantaran mereka belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Bagi orangtua, tentu tidak boleh sembarangan membiarkan begitu saja anak-anak menggunakan angkutan umum. Orangtua perlu tips dalam mengajarkan anak naik kendaraan umum.
Lantas apa saja tips buat para orangtua dalam mengajarkan anak-anaknya menggunakan angkutan umum? Berikut tipsnya.
1. Anak Wajib Hafal Rute Angkutan Umum
Orangtua harus memberikan informasi terlebih dahulu mengenai rute angkutan umum. Tujuannya agar anak bisa menghafalnya.
Utamakan anak buat menghafal jurusan kendaraan umum ke dan dari sekolahnya. Jurusan-jurusan yang lain tidak mendesak untuk dihafalkan sekarang. Itu dapat dipelajari anak seiring berjalannya waktu.
2. Ajari Anak Tunggu Kendaraan Umum yang Disediakan
Kalau ada halte, menunggu kendaraan umum di sana tentunya lebih tepat. Di kota-kota besar, kendaraan umum bahkan tak akan berhenti selain di halte. Bila anak menunggu di sembarang tempat, ia tidak bakal bisa menghentikan bus atau angkot.
Akan tetapi, di sejumlah daerah penggunaan halte belum maksimal. Halte malah kadang tak tersedia dan orang naik serta turun dari kendaraan umum di sembarang titik. Jika begini, pastikan anak memilih tempat menunggu yang paling aman.
Jangan menunggu kendaraan umum di tempat yang terlalu sepi karena rawan kejahatan. Juga, hindari menghentikannya di dekat tikungan atau persimpangan jalan karena akan menyulitkan pengemudi kendaraan umum dan kendaraan lain di belakangnya.
3. Cara Pembayaran Harus Dijelaskan
Di kota, pembayaran nontunai sudah diterapkan di kendaraan umum. Orangtua harus mengajari anak cara menggunakan kartu untuk membayar biaya transportasi, cara mengecek saldonya, serta bagaimana mengisinya kembali agar tak sampai kehabisan.
Sementara itu, di daerah-daerah pembayarannya biasanya menggunakan uang tunai. Usahakan anak membayar dengan uang pas supaya pengemudi atau kondektur kendaraan umum yang dinaikinya tak kesulitan memberi uang kembalian.
4. Wajibkan Anak Hafal Rute dari Rumah ke Sekolah dan Sebaliknya
Ini sebabnya orangtua tidak boleh langsung melepas anak sendirian naik kendaraan umum. Kalau anak tidak hafal rute menuju dan dari sekolahnya, ia dikhawatirkan lebih mudah menjadi korban kejahatan.
Misalnya, oknum pengemudi mengubah rute demi melancarkan aksi kejahatannya terhadap anak. Apabila anak menjadi satu-satunya penumpang dan dia tidak tahu ini sudah sampai mana, bahaya sekali! Temani dulu anak naik kendaraan umum sampai ia ingat jalan-jalan yang dilalui.
5. Ingatkan Anak untuk Menjaga Barang-barang Berharganya
Dalam kendaraan umum yang penuh sesak, kehilangan barang berharga kerap dialami oleh penumpang. Mereka tidak merasa saat ada orang yang mengambil HP atau dompet dari saku atau tas. Orangtua wajib mengajarkan kehati-hatian pada anak supaya terhindar dari kejadian serupa.
Ketika anak berada di keramaian termasuk dalam kendaraan umum, tas harus selalu diposisikan di depan tubuh. Tujuannya supaya ia tahu bila ada orang yang hendak mengambil sesuatu dari tasnya. Dompet sebaiknya diselipkan di antara buku-buku atau saku bagian dalam jaketnya.
Begitu juga dengan HP dan hindari membukanya terlalu sering agar tidak menarik perhatian orang yang punya niat jahat. Saran kami, anak tak mengenakan perhiasan mencolok, membawa HP yang terlalu mahal, atau banyak uang.
6. Jika Jadi Target Kejahatan, Ajari Anak Cara Mencari Bantuan
Walaupun anak sudah berhati-hati, dalam perjalanan bisa saja tiba-tiba masuk penumpang lain yang diduga akan melakukan tindakan kejahatan. Kalau gerak-geriknya sudah mencurigakan, anak harus segera pindah ke tempat duduk yang lain.
Jangan ragu untuk berteriak jika penumpang di samping anak tahu-tahu berusaha memegang bagian tubuhnya atau melakukan perbuatan tak senonoh lainnya. Anak juga akan lebih aman bila duduk atau berdiri di antara sesama pelajar atau penumpang perempuan.
Kalau kejanggalan tampak dari pengemudinya, anak harus segera minta turun. Misalnya, pengemudi seperti dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar. Jangan tunggu nanti-nanti, mintalah berhenti sekarang juga dan mencari kendaraan umum yang lain.
7. Sampaikan Etika Selama di Angkutan Umum
Mengajarkan etika saat di dalam kendaraan umum penting sekali supaya anak tidak mengganggu penumpang lainnya. Walau ia sedang bersama teman-temannya, jangan membuat keributan yang membuat penumpang lain tidak nyaman. Contohnya, berbicara terlalu keras atau bercanda dengan berlebihan.
Kalau anak sudah cukup besar dan mampu berdiri dengan seimbang di bus kota, ia harus memberikan kursinya buat penumpang lain yang perlu diprioritaskan. Misalnya, lansia, ibu mengandung, atau anak yang lebih kecil darinya.
Jika anak sudah terbiasa naik angkutan umum, maka para orangtua dapat berhemat dan anak pun menjadi mandiri dan disiplin dalam mengatur waktunya.
0 Komentar
Ternyata Paruh Baya di Amerika Paling Kesepian
Berhenti Minum Obat Diet? Hati-Hati Berat Badan Naik Lagi Kalau Sahabat Abaikan Ini!
Rahasia Umur Panjang Tanpa Obat! Ternyata Gowes Bisa Jadi Jurus Sakti Para Lansia Jepang
Terungkap! Trauma Masa Kecil Ibu Bisa Bikin Bayi Laki-Laki Cepat Gemuk Sejak Usia 2 Bulan
Nggak Nyangka! Punya Kucing atau Anjing Bisa Bikin Kamu Sebahagia Dapat Gaji Tambahan Rp1,5 Miliar
Remaja Kurang Tidur Lebih Rentan Cedera, Studi Internasional Ungkap Fakta Mengkhawatirkan
Kebiasaan Mengupil Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer, Studi Ungkap Jalur Bakteri ke Otak
Lepas Sepatu di Pintu? Ini Alasan Kesehatan di Baliknya
Penggunaan Teknologi di Usia Lanjut Bisa Kurangi Risiko Demensia
Leave a comment