Sahabat.com - Harapan hidup manusia di seluruh dunia memang terus meningkat, tetapi bukan berarti kualitas kesehatan ikut membaik.
Penelitian terbaru dari Mayo Clinic yang dipublikasikan dalam Communications Medicine menunjukkan adanya kesenjangan yang makin lebar antara usia hidup (lifespan) dengan usia sehat (healthspan).
Healthspan sendiri diartikan sebagai jumlah tahun seseorang hidup dalam kondisi sehat tanpa penyakit, sedangkan lifespan adalah total tahun hidup.
Peneliti menemukan bahwa meskipun rata-rata usia hidup global mencapai 73,7 tahun, usia sehat hanya sekitar 64,5 tahun. Artinya, rata-rata orang di dunia hidup hampir satu dekade dengan kondisi kesehatan yang tidak optimal.
Menurut Armin Garmany dan Andre Terzic, peneliti dari Mayo Clinic, kondisi ini berbeda-beda di tiap kawasan.
Eropa memiliki usia sehat tertinggi dengan rata-rata 68,8 tahun, sementara Afrika paling rendah yaitu 55,6 tahun.
Namun, wilayah Amerika justru menanggung beban penyakit tidak menular paling berat hingga 84% dari total masalah kesehatan, membuat warganya lebih lama hidup dengan penyakit kronis.
Yang mengejutkan, Amerika Serikat tercatat memiliki jarak terlebar antara usia hidup dan usia sehat, yaitu 12,4 tahun.
“Panjang umur tidak otomatis berarti hidup lebih sehat. Ada pola penyakit tertentu yang membuat kesenjangan ini makin lebar,” jelas para peneliti.
Faktor yang paling berkontribusi adalah penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, hingga gangguan neurologis. Sementara itu, beban penyakit menular, malnutrisi, hingga masalah maternal masih tinggi di Afrika, meski kesenjangan usia sehat di benua itu lebih sempit dibandingkan kawasan lain.
Meski begitu, para peneliti memperingatkan bahwa kesenjangan ini terus melebar setiap tahunnya. Dalam dua dekade terakhir, rata-rata jarak antara usia sehat dan usia hidup meningkat dari 8,4 tahun menjadi 9,1 tahun. Jika tren ini berlanjut, pada tahun 2100 jarak tersebut bisa meningkat lebih dari 22%.
Menurut para ahli, salah satu cara untuk mempersempit kesenjangan ini adalah dengan fokus pada pola penyakit di tiap wilayah.
“Solusi untuk meningkatkan usia sehat tidak bisa digeneralisasi. Harus ada pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik penyakit di setiap kawasan,” tulis peneliti dalam laporannya.
Hasil penelitian ini menjadi pengingat bahwa memperpanjang usia hidup saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah bagaimana menikmati usia panjang dengan tubuh yang tetap sehat, aktif, dan bebas dari penyakit kronis.
0 Komentar
Kehilangan Indra Penciuman Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Pemakaian Pemanis Buatan Ternyata Bisa Percepat Penuaan Otak
Satu Suntikan Antibiotik Ternyata Sama Ampuhnya untuk Sifilis
Morning Sickness Parah Bisa Hancurkan Harapan Ibu Hamil
Leave a comment