Virus Ajaib dari Kacang Ini Bisa Melawan Kanker, Tanpa Bikin Kamu Sakit

31 Juli 2025 11:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan mengejutkan ini datang dari para peneliti di University of California San Diego yang menemukan bahwa virus tanaman ini justru mengaktifkan sistem imun secara alami dan bertahap, bukan merusaknya.

Sahabat.com - Siapa sangka virus dari tanaman bisa jadi senjata ampuh melawan kanker? 

Cowpea mosaic virus (CPMV), virus yang biasanya ditemukan pada kacang polong hitam atau black-eyed peas, ternyata mampu memicu sistem imun tubuh manusia untuk menyerang sel kanker—tanpa membuat tubuh sakit. 

Temuan mengejutkan ini datang dari para peneliti di University of California San Diego yang menemukan bahwa virus tanaman ini justru mengaktifkan sistem imun secara alami dan bertahap, bukan merusaknya.

CPMV tidak menginfeksi sel manusia, namun justru membuat sel-sel imun tubuh seperti neutrofil, makrofag, dan sel pembunuh alami (natural killer cells) datang menyerbu ke lokasi tumor dan mulai menyerangnya. 

Tidak hanya itu, virus ini juga membentuk memori imun jangka panjang lewat aktivasi sel B dan sel T, yang membuat tubuh lebih siap menghadapi penyebaran kanker ke bagian tubuh lain.

“Yang luar biasa adalah hanya CPMV, bukan virus tanaman lain, yang bisa menghasilkan respons anti-kanker seperti ini,” jelas Nicole Steinmetz, profesor rekayasa kimia dan nano di UC San Diego yang memimpin penelitian ini. 

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Cell Biomaterials.

Peneliti utama Anthony Omole menambahkan, “Yang paling menarik bagi kami adalah meski CPMV tidak menginfeksi sel manusia, justru sistem imun kita meresponsnya dan seolah ‘terlatih’ untuk mendeteksi dan menghancurkan sel kanker.”

Untuk membuktikan keunggulan CPMV, tim membandingkannya langsung dengan virus tanaman serupa bernama CCMV. Keduanya sama-sama berbentuk nanopartikel dan bisa masuk ke sel imun, namun hanya CPMV yang mengaktifkan interferon tipe I, II, dan III—molekul protein yang sudah lama dikenal memiliki kemampuan anti-kanker. 

Sementara itu, CCMV hanya menghasilkan reaksi peradangan tanpa efek signifikan terhadap tumor.

Rahasia kekuatan CPMV terletak pada bagaimana virus ini diproses dalam sel mamalia. RNA dari CPMV tetap bertahan lebih lama dan masuk ke endolisosom, tempat terpicunya TLR7—reseptor yang memicu reaksi imun antiviral sekaligus anti-kanker. 

Sementara itu, RNA dari CCMV gagal mencapai titik ini.
Tak hanya efektif, CPMV juga murah dan mudah diproduksi. Virus ini bisa dibudidayakan di tanaman menggunakan sinar matahari, air, dan tanah. 

Dibanding terapi kanker lain yang memerlukan proses produksi rumit dan mahal, CPMV adalah harapan baru yang sederhana dan ramah lingkungan.

“Kami sedang bekerja keras agar CPMV bisa masuk ke tahap uji klinis,” ungkap Steinmetz. 

“Penelitian ini memberi pemahaman penting soal bagaimana CPMV bekerja. Saat ini, kami fokus memilih kandidat terapi terbaik untuk mencapai efektivitas anti-tumor dan keamanan maksimal.”

Penemuan ini bisa menjadi terobosan besar dalam dunia imunoterapi kanker, membawa harapan baru bagi banyak orang yang selama ini bergantung pada metode pengobatan konvensional. 

Jika berhasil masuk ke uji klinis dan terbukti aman bagi manusia, bukan tak mungkin virus dari kacang ini akan menjadi pemain kunci dalam revolusi pengobatan kanker di masa depan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment