Wah, Ternyata Parkinson Bisa Dimulai dari Ginjal, Bukan Otak!

01 Juli 2025 13:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para peneliti fokus pada protein bernama alpha-synuclein (α-Syn), yang memang dikenal punya peran besar dalam perkembangan Parkinson. Biasanya, protein ini akan menggumpal dan rusak, lalu mengganggu fungsi otak. Tapi yang mengejutkan, ternyata gumpalan protein ini juga ditemukan di ginjal. Para peneliti bahkan menduga, protein α-Syn yang rusak ini bisa "berangkat" dari ginjal menuju otak dan jadi pemicu Parkinson.

Sahabat.com - Selama ini kita tahu Parkinson adalah penyakit yang berkaitan dengan otak, karena produksi dopamin yang menurun drastis. 

Tapi, sebuah penelitian baru dari Wuhan University, China, justru menemukan hal tak terduga: penyakit ini bisa saja berawal dari ginjal, bukan dari otak!

Para peneliti fokus pada protein bernama alpha-synuclein (α-Syn), yang memang dikenal punya peran besar dalam perkembangan Parkinson. 
Biasanya, protein ini akan menggumpal dan rusak, lalu mengganggu fungsi otak. Tapi yang mengejutkan, ternyata gumpalan protein ini juga ditemukan di ginjal. Para peneliti bahkan menduga, protein α-Syn yang rusak ini bisa "berangkat" dari ginjal menuju otak dan jadi pemicu Parkinson.

"Kami menunjukkan bahwa ginjal merupakan organ perifer yang bisa menjadi sumber awal dari α-Syn patologis," tulis para peneliti dalam laporannya.

Penelitian ini cukup mendalam. Mereka melakukan berbagai tes, mulai dari percobaan pada tikus yang dimodifikasi secara genetik, sampai mengamati jaringan tubuh manusia – termasuk dari pasien Parkinson dan penderita penyakit ginjal kronis.

Hasilnya? Dalam 10 dari 11 orang penderita Parkinson dan jenis demensia lain yang berkaitan dengan penumpukan protein Lewy body, ditemukan adanya pertumbuhan α-Syn yang tidak normal di ginjal mereka. Dan bukan cuma itu, dari 20 pasien penyakit ginjal kronis yang tidak punya gangguan neurologis, 17 di antaranya juga ditemukan penumpukan protein serupa. Artinya, kemungkinan besar gumpalan protein ini mulai menumpuk di ginjal dulu, sebelum merusak otak.

Pada tikus percobaan, hasilnya pun serupa. Tikus dengan ginjal sehat bisa membersihkan gumpalan α-Syn yang disuntikkan. Tapi pada tikus yang ginjalnya bermasalah, protein ini menumpuk dan akhirnya menyebar ke otak. Yang lebih menarik lagi, ketika saraf yang menghubungkan otak dan ginjal diputus, penyebaran ini tidak terjadi. 

Jadi, koneksi saraf antara kedua organ ini memang berperan penting dalam penyebaran protein rusak ini.
Protein α-Syn ini juga bisa menyebar lewat darah. Peneliti pun mencoba menguranginya dari aliran darah, dan ternyata itu membuat kerusakan di otak jadi lebih ringan. Ini membuka peluang baru dalam pengobatan dan pencegahan penyakit Parkinson.

Meski begitu, ada catatan penting. Jumlah sampel manusia dalam penelitian ini masih kecil, dan meski tikus sering dijadikan model percobaan, belum tentu proses yang sama terjadi persis pada manusia.

Namun, temuan ini tetap menarik dan bisa menjadi pintu masuk bagi pengembangan terapi baru untuk Parkinson dan gangguan saraf lainnya. Bisa jadi, seperti Alzheimer, Parkinson juga dipicu oleh banyak faktor. 

Beberapa penelitian sebelumnya bahkan menyebutkan penyakit ini bisa dimulai dari usus. Dan kini, ginjal juga masuk dalam daftar organ yang patut diperhatikan.

"Penghilangan α-Syn dari darah mungkin bisa memperlambat perkembangan penyakit Parkinson dan membuka strategi pengobatan baru untuk penyakit Lewy body," kata para peneliti lagi.

Penelitian lengkap ini sudah dipublikasikan di jurnal Nature Neuroscience.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment