Waspada! Ganja Ternyata Bisa Melipatgandakan Risiko Kematian Akibat Serangan Jantung

30 Juni 2025 14:50
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi besar yang baru saja diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa penggunaan ganja bisa menggandakan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.

Sahabat.com - Siapa sangka, ganja yang selama ini mulai dianggap ‘aman’ karena banyaknya legalisasi ternyata punya dampak serius terhadap kesehatan jantung. 

Sebuah studi besar yang baru saja diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa penggunaan ganja bisa menggandakan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. 

Peneliti mengamati sekitar 200 juta data dari berbagai belahan dunia, dan hasilnya bikin merinding: risiko serangan jantung naik 29%, stroke naik 20%, dan kematian karena penyakit jantung jadi dua kali lipat pada pengguna ganja.

Para peneliti menyebutkan bahwa selama dekade terakhir, penggunaan ganja dan produk turunannya meningkat tajam. Legalitas yang meluas dan penggunaannya sebagai obat medis bikin banyak orang meremehkan risikonya. 

“Orang-orang mulai merasa ganja itu aman, padahal datanya menunjukkan hal sebaliknya,” begitu kata para peneliti.

Uniknya, meski beberapa studi sebelumnya sudah mengaitkan ganja dengan masalah jantung, tingkat risikonya masih jadi perdebatan. Makanya, tim peneliti ini mengumpulkan 24 studi observasional besar yang dilakukan antara 2016 hingga 2023, dan hasil akhirnya bikin semua pihak kembali berpikir ulang tentang persepsi ‘aman’ dari ganja. Mayoritas partisipan berusia 19–59 tahun, dengan pengguna ganja didominasi pria dan lebih muda dibanding non-pengguna.

Peneliti memang mengakui bahwa sebagian studi yang dianalisis punya risiko bias sedang hingga tinggi, terutama karena data yang kurang lengkap dan metode pengukuran paparan ganja yang masih belum konsisten. 

Tapi mereka menegaskan bahwa ini adalah analisis paling komprehensif sejauh ini soal hubungan antara ganja dan penyakit jantung dari data nyata di dunia nyata.

Dalam editorial terkait, dua pakar kesehatan dari California, Profesor Emeritus Stanton Glantz dan Dr. Lynn Silver, menyatakan bahwa hasil studi ini “membongkar asumsi lama bahwa ganja hampir tidak menimbulkan risiko bagi jantung.” 

Mereka menyarankan agar ganja diperlakukan seperti tembakau: tidak dikriminalisasi, tapi juga tidak dibebaskan begitu saja—harus ada upaya serius untuk mengurangi penggunaannya dan melindungi orang-orang dari paparan asap ganja pasif.

Menurut mereka, riset lanjutan juga perlu mengevaluasi apakah risiko ini hanya berlaku untuk ganja yang diisap atau juga pada bentuk lain seperti makanan edibles, konsentrat, atau cannabinoid sintetis. 

“Sekarang ganja jauh lebih kuat dibanding dulu, dan bentuknya makin beragam. Kita perlu tahu mana yang paling berisiko,” tegas mereka.

Mereka juga menyerukan agar informasi kesehatan soal risiko jantung mulai dimasukkan dalam regulasi ganja. Jangan cuma sibuk mengatur pasar legal, tapi lupa bahwa ada nyawa yang dipertaruhkan. Harus ada peringatan yang jelas di produk dan edukasi ke masyarakat. Karena saat ini, menurut mereka, regulasi lebih sibuk mengurus sisi komersial daripada melindungi kesehatan publik.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment