Sahabat.com - Dalam dunia kesehatan, lemak sering kali dianggap musuh tubuh karena bisa memicu obesitas dan penyakit jantung. Namun penelitian terbaru dari Huntsman Cancer Institute di University of Utah menemukan sesuatu yang lebih mengkhawatirkan: lemak juga dapat menjadi pemicu utama pertumbuhan kanker payudara agresif.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Keren Hilgendorf, mengungkapkan bahwa sel kanker triple-negative breast cancer (TNBC) — salah satu bentuk kanker payudara yang paling sulit diobati — ternyata “kecanduan” terhadap asam lemak.
“Sel kanker ini benar-benar bergantung pada lipid untuk tumbuh. Kelebihan lemak dalam tubuh orang dengan obesitas menjadi salah satu alasan mengapa kanker payudara pada pasien obesitas cenderung lebih parah dan lebih cepat berkembang,” ujar Hilgendorf.
Penelitian yang didanai oleh National Cancer Institute ini dilakukan menggunakan model tikus dengan diet tinggi lemak. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar lipid tinggi dalam darah saja sudah cukup untuk mempercepat pertumbuhan tumor, bahkan tanpa adanya kadar gula dan insulin yang tinggi seperti pada kasus obesitas umumnya.
Menurut Dr. Amandine Chaix, salah satu peneliti utama, lipid berfungsi layaknya “bahan bangunan” bagi sel.
“Ketika sel menerima sinyal untuk berkembang biak dan memiliki banyak ‘bahan bangunan’ dari lemak, maka tumor akan tumbuh lebih cepat,” jelasnya.
Menariknya, ketika kadar lemak dalam darah diturunkan, pertumbuhan sel kanker juga melambat, meski kadar gula dan insulin masih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mengendalikan kadar lemak darah dapat menjadi kunci memperlambat perkembangan kanker.
Dr. Hilgendorf menegaskan bahwa temuan ini memiliki implikasi penting secara klinis.
“Jika kita bisa menurunkan kadar lemak dengan terapi atau obat penurun lipid, kita mungkin bisa memperlambat pertumbuhan kanker payudara. Namun, tentu saja, hasil ini masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian lanjutan pada manusia,” katanya.
Temuan ini juga menjadi peringatan bagi para pasien dan penyintas kanker payudara dengan obesitas yang ingin menurunkan berat badan menggunakan diet tinggi lemak seperti diet keto.
Menurut Dr. Greg Ducker, salah satu penulis studi, “Diet keto memang bisa menurunkan berat badan, tapi bagi pasien kanker, kadar lemak tinggi justru bisa memberi ‘makan’ pada tumor. Ini efek samping serius yang sering diabaikan.”
Peneliti menyarankan agar pasien dengan indeks massa tubuh tinggi atau kadar kolesterol tinggi berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program diet apa pun. Alih-alih diet tinggi lemak, pasien disarankan memilih pola makan seimbang dan, bila perlu, mempertimbangkan obat penurun lipid untuk menjaga metabolisme tetap sehat tanpa memperburuk risiko kanker.
Meski penelitian ini masih berbasis hewan, para ilmuwan yakin temuan ini dapat membantu menciptakan terapi baru dan pedoman nutrisi yang lebih aman bagi pasien kanker. Penelitian lebih lanjut juga akan mengevaluasi bagaimana obat penurun lemak dapat membantu meningkatkan efektivitas kemoterapi.
Chaix menambahkan bahwa efek lemak terhadap pertumbuhan tumor ini kemungkinan juga terjadi pada jenis kanker lain seperti kanker ovarium dan kolorektal. Namun, ia mengingatkan bahwa tidak semua jenis kanker merespons sama terhadap diet tinggi lemak.
“Diet keto mungkin bermanfaat untuk beberapa jenis kanker, tapi tidak untuk semuanya. Kuncinya adalah memahami bagaimana setiap jenis kanker beradaptasi dengan kondisi metabolik tubuh,” tutupnya.
Penemuan ini kembali menegaskan bahwa lemak tidak hanya soal berat badan — tapi juga bisa jadi pemicu tersembunyi di balik pertumbuhan kanker yang lebih agresif.
0 Komentar
Terungkap! Kerusakan ‘Pusat Kontrol Otak’ Jadi Biang Gejala Long-Covid yang Tak Kunjung Hilang
Waspada! Lemak Bisa Jadi Pemicu Utama Pertumbuhan Kanker Payudara Agresif, Kata Ilmuwan
Anggur Super Manis dari Jepang!, Ilmuwan Ciptakan Varietas Baru yang Bikin Pecinta Wine Terpukau
Jenis Daging Ini Bikin Otot Cepat Tumbuh Setelah Olahraga, Bukan yang Banyak Lemaknya!
Rahasia Energi Otak: Temuan Harvard yang Bisa Ubah Cara Dunia Melihat Gangguan Mental!
Energi Otak Ternyata Bisa Jadi Kunci Gangguan Mental
Leave a comment