Sengatan Panas Dapat Melemahkan Jantung dan Ganggu Metabolisme dalam Jangka Panjang

04 Februari 2025 10:38
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Florida menunjukkan bahwa efek buruk dari sengatan panas tidak hanya berlangsung sesaat, melainkan dapat mengganggu kesehatan tubuh selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Sahabat.com - Sengatan panas, yang dapat menyebabkan kerusakan organ serius, ternyata berpotensi memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kesehatan, terutama pada jantung dan metabolisme tubuh. 

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Florida menunjukkan bahwa efek buruk dari sengatan panas tidak hanya berlangsung sesaat, melainkan dapat mengganggu kesehatan tubuh selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Setiap tahun, lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat menerima perawatan medis terkait penyakit akibat panas, dengan angka yang terus meningkat seiring dengan suhu global yang semakin panas. Bentuk paling parah dari kondisi ini, yakni sengatan panas, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, kerusakan organ, hingga kematian pada kasus yang jarang terjadi.

Namun, meski banyak pasien sengatan panas yang tampak pulih dengan cepat, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa dampak jangka panjang sering kali terabaikan. Peneliti dari Universitas Florida menemukan bahwa satu episode sengatan panas pada tikus dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan mengganggu metabolisme tubuh. Bahkan setelah pulih, tikus tersebut menunjukkan penurunan fungsi jantung serta kenaikan berat badan yang signifikan, terutama pada tikus jantan yang diberi makanan berlemak tinggi.

Thomas Clanton, Ph.D., profesor fisiologi terapan di Universitas Florida yang memimpin penelitian ini, mengungkapkan bahwa meskipun tikus tampak sembuh dalam beberapa hari, metabolisme mereka menurun dalam dua minggu setelah kejadian. 

"Inilah saat ketika banyak dokter berhenti memantau pasien manusia, namun efeknya justru bisa sangat berbahaya," ujar Clanton.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pencegahan cedera akibat panas sangat penting. Menghidrasi tubuh dan mendinginkan diri saat gejala seperti kelelahan mulai muncul bisa mencegah kondisi ini berkembang lebih buruk. Meskipun saat ini belum ada pengobatan pasti untuk cedera akibat sengatan panas kronis, studi-studi mendatang diharapkan dapat mengidentifikasi cara-cara untuk membatasi kerusakan jangka panjang pada tubuh manusia.

Pentingnya temuan ini juga diperhatikan oleh militer Amerika Serikat. Dengan pendanaan dari Komando Penelitian dan Pengembangan Medis Angkatan Darat AS, Clanton dan timnya mengembangkan model tikus untuk membantu melindungi prajurit dari dampak cedera akibat panas. Prosedur yang telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir terbukti mengurangi jumlah prajurit yang mengalami sengatan panas parah.

Namun, peneliti juga menyadari bahwa meskipun seseorang telah pulih dari cedera akibat panas, dampak jangka panjang seperti pada gegar otak kronis, dapat terus berlanjut. Mereka berharap penelitian lebih lanjut dapat membantu mengidentifikasi pengobatan yang efektif untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi dampak cedera akibat panas, terutama di tengah meningkatnya suhu global.

Clanton menambahkan, "Kami memperkirakan akan semakin banyak cedera akibat panas kronis seiring dengan pemanasan global yang terus berlangsung."

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment